PSBB (yang selalu) Kontroversial

 


        Pada Rabu, 09 September 2020 gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan jika Jakarta akan menarik rem darurat atau memberlakukan PSBB total kembali yang akan dimulai pada Senin, 14 September 2020 setelah sebelumnya diberlakukan PSBB transisi atau "New Normal" dikarenakan kurva kasus pasien yang terkena Covid-19 yang terus meninggi ditambah dengan Nakes (Tenaga Kesehatan) yang juga banyak berguguran, namun sama seperti PSBB sebelumnya, PSBB selalu kontroversial karena banyak yang tidak satu suara dengan pemerintah DKI Jakarta dan salah satu yang kontra dari kebijakan ini justru dari pemerintah pusat.

Cukup lucu memang mendengarnya, walaupun aku sendiri pun paham dengan alasan pemerintah pusat mengenai ekonomi yang sebelumnya sudah sedikit menguat, namun bisa anjlok kembali karena PSBB total, terbukti dengan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) yang langsung terjun bebas setelah gubernur DKI Jakarta mengumumkan hal tersebut dan otomatis yang kontra dengan kebijakan tersebut pun bertambah, tetapi tidak sedikit pula yang pro dengan kebijakan ini. Seperti yang aku dan semua orang ketahui sebenarnya jika pandemi ini seperti pisau bermata dua atau seperti memakan buah simalakama, krisis ekonomi atau krisis kesehatan. Logikanya memang kesehatan masyarakat dikedepankan, tetapi melihat kontroversial dari kebijakan ini sepertinya tidak.

Memang kebijakan lockdown di negara lain atau PSBB untuk di Indonesia menyebabkan penurunan ekonomi yang sangat signifikan yang mengakibatkan masyarakat menengah ke bawah semakin terpuruk dan tidak sedikit yang hingga kelaparan dan negara tidak mempunyai cukup dana untuk mengcover semuanya. Tetapi jika tidak memberlakukan, kurva tidak akan kunjung menurun dan pandemi akan berumur panjang. Sebenarnya kontroversi ini cukup membuatku pesimis karena menurutku penanganan bencana seperti ini membutuhkan dukungan dari semua pihak agar segera teratasi, tetapi jika terdapat kontroversi dari sebuah kebijakan seperti ini aku khawatir justru akan berdampak pada keduanya bahkan bisa jauh lebih buruk mengingat saat ini Indonesia sudah dilarang memasuki 59 negara dikarenakan kasus yang semakin bertambah setiap harinya, IHSG anjlok dan Nakes yang berkurang drastis karena turut menjadi korban.

Aku yakin siapa pun yang masih hidup di zaman ini belum pernah mengalami masa seperti ini dan tidak satu orang pun di dunia saat ini tahu persis bagaimana cara mengatasinya, tetapi bagaimanapun Indonesia tidak sendiri yang mengalami ini dan ada beberapa negara lain yang sudah cukup baik mengatasinya hingga dinyatakan 0 kasus walaupun beberapa dari mereka tetap waspada. Dan aku harap Indonesia bisa belajar dari negara-negara tersebut agar jika masalah kesehatan sudah teratasi kedepannya pun perekonomian akan mengikuti dan bisa kembali membaik. Tetapi bukan Indonesia namanya jika tidak berkubu, untuk pemilihan calon presiden saja polemiknya bisa cukup luar biasa dibuatnya, apalagi ini, beberapa taat aturan, beberapa santai saja seperti di pantai. Aku harap dengan sila ke-3 pancasila dan asas gotong royong yang dimiliki, Indonesia bisa melalui pandemi ini bersama, ya bersama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fakta-Fakta Cast Full House Thailand

[MOVIE REVIEW] DILAN 1990: “Tatapan dan Gombalan-Gombalan Cerdas Nan Puitis yang Berhasil Membuat Hati Milea dan Penonton Meleleh”

[DRAMA REVIEW] Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo